A Pengertian Cerita Rakyat. Pengertian cerita rakyat itu sendiri menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah sastra cerita dari zaman dahulu yang hidup dikalangan rakyat dan diwariskan secara lisan (Alwi dkk, 2003:210). Cerita rakyat juga didefinisikan sebagai kesusastraan dari rakyat, yang penyebarannya pada umumnya melalui tutur kata atau lisan
Adegankethoprak dipilih cerita-cerita yang digemari masyarakat dan bersifat humor, seperti Suminten Edan dan Joko Kendil. Masuknya jenis sajian baru tersebut bertujuan untuk menghibur masyarakat dan tetap melestarikan seni Jaranan Sentherewe.
TugasMakalah Bahasa Indonesia Disusun Oleh Kelompok 1 : 1. Arum Putri N 2. atau cerdik dan masing-masing dilukiskan secara humor. Contoh: Si Kabayan, Pak Pandir, Cerita Lebai Malang, Joko Kendil, Pak Belalang, Abu Nawas, dll. sikap dan gerak-gerik yang harus dimainkan oleh pemain juga tempat adegan dalam cerita drama diuraikan secara
LegendaBahasa Jawa - Legenda Jawa Tengah Kisah Joko Kendil Pages 1 5 Flip Pdf Download Fliphtml5 Yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (rpp) daring mata pelajaran bahasa jawa kelas viii pada materi cerita legenda sesuai dengan kurikulum 2013. Legenda Banyuwangi Dalam Bahasa Jawa Singkat from bahasa jawa
makalahanalisis drama. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra pada dasarnya merupakan jelmaan dari kehidupan nyata manusia. Memahami sastra hampir sama nilainya dengan memahami hidup orang yang melahirkan sastra. Dilihat dari segi jenisnya, karya sastra terbagi menjadi tiga yaitu puisi, prosa dan drama.
kata sindiran buat bos yang tidak adil. Siapa itu Joko Kendil – Indonesia memiliki banyak budaya, legenda dan cerita rakyatnya. Salah satu daerah yang menyimpan banyak cerita rakyat dan legenda adalah Jawa Tengah. Salah satu cerita rakyat yang cukup terkenal adalah Joko Kendil. Kisah Joko Kendil ini menceritakan mengenai seseorang pemudah dengan bentuk tubuh seperti kendil dengan postur sedikit pendek karena kehendak para dewa. Akan tetapi, nama Joko Kendil saat ini tidak hanya berkaitan tentang cerita rakyat yang terkenal saja, tetapi juga berkaitan dengan seorang pria yang baru-baru ini viral karena pengakuannya menunggangi harimau putih dan berjalan berkilo-kilo. Berikut penjelasan tentang cerita rakyat Joko Kendil dan fenomena pria yang mengaku sebagai Joko Kendil. Cerita Rakyat Joko KendilSosok Viral Musafir Bernama Joko KendilFakta-Fakta Tentang Joko Kendil, Sosok Viral di Media Sosial1. Keluarga tak tahu anaknya memiliki julukan Joko Kendil2. Pergi dari rumah selama 2 tahun lamanya3. Mengenakan pakaian serba hitam dan mengaku menunggangi macam putih4. Tidak membawa uang5. Disebut ODGJArtikel Mengenai Anak Lainnya Cerita Rakyat Joko Kendil Sumber TheAsianparent Pada zaman dahulu kala di sebuah wilayah terpencil di Jawa Tengah, ada seorang janda yang hidup miskin. Janda tersebut memiliki seorang anak laki-laki dengan bentuk tubuh yang menyerupai periuk untuk memasak nasi. Di Jawa Tengah, periuk yang digunakan untuk memasak nasi disebut sebagai kendil. Sebab anak laki-laki tersebut memiliki bentuk tubuh seperti kendil, maka anak laki-laki tersebut pun dikenal dengan nama Joko Kendil. Meskipun anaknya memiliki bentuk tubuh seperti periuk atau kendil, akan tetapi sang ibu tidak pernah merasa malu atau menyesal memiliki anak laki-laki tersebut. Justru sebaliknya, sang ibu justru menyayangi sang anak dengan tulus. Ketika Joko Kendil masih kecil, Joko seperti anak-anak seusianya, ia adalah seorang anak kecil dengan sifat jenaka dan tentunya disukai oleh teman-teman sebayanya. Pada suatu hari ketika ada pesta perkawinan yang dihelat di dekat desanya, Joko Kendil secara diam-diam menyelinap ke dapur. Seorang ibu kemudian melihat kendil dan memuji keindahan kendil tersebut dan menjadikan kendil tersebut sebagai tempat kue serta tempat buah-buahan. Tanpa disadari bahwa kendil yang dilihat oleh sang ibu adalah manusia yaitu si Joko Kendil. Usai mengisi kendil tersebut hingga penuh, Joko Kendil pun secara perlahan-lahan menggelinding ke luar dapur. Melihat kejadian kendil tersebut bergerak, orang-orang di sekitar kemudian berteriak ajaib! Lalu, mereka semua berebutan untuk memiliki kendil ajaib tersebut. Joko Kendil yang mengetahui ia diperebutkan kemudian menggelinding semakin cepat dan pulang ke rumah. Setelah sampai di rumahnya, Joko Kendil lantas langsung menemui sang ibu. Ibunya merasa terheran-heran karena melihat Joko Kendil membawa kue serta buah yang sangat banyak. Joko Kendil pun menceritakan tentang kejadian yang baru saja ia alami. Seluruh kue yang ia bawa pulang bukanlah hasil mencuri, tetapi pemberian dari ibu-ibu dalam sebuah pesta pernikahan. Ia mendapatkan kue-kue itu, karena kendil dengan penampilan yang indah lebih cocok digunakan untuk menyimpan kue dibandingkan untuk memasak nasi. Tahun demi tahun pun berlalu, Joko Kendil akhirnya tumbuh menjadi seorang pria dewasa, akan tetapi bentuk tubuhnya masih tidak berubah, ia masih memiliki postur tubuh seperti kendil. Pada suatu hari, Joko Kendil ingin mengutarakan keinginannya pada ibunya bahwa ia ingin segera menikah. Sang ibu pun merasa kebingungan, siapa wanita yang ingin menikah dengan laki-laki yang memiliki bentuk tubuh seperti kendil? Ibu Joko Kendil kemudian semakin kebingungan ketika Joko Kendil mengungkapkan, bahwa ia hanya bersedia menikah apabila sang wanita adalah puteri raja saja. Ibu Joko Kendil kemudian memberi nasihat kepada anak laki-laki semata wayangnya, bahwa mereka adalah orang miskin dan bentuk tubuh Joko Kendil yang tidak umum bahkan terlihat seperti sebuah periuk. Mendengar perkataan sang ibu, Joko Kendil tidak berkecil hati ia justru semakin mendesar sang ibu untuk dilamarkan pada seorang puteri raja. Pada akhirnya, datanglah hari yang telah ditunggu dan ditentuk bagi Joko Kendil dang sang ibu untuk menghadap pada raja. Dikisahkan bahwa sang raja memiliki tiga orang puteri dengan paras cantik jelita. Lalu dengan hati-hati, ibu dan Joko Kendil menyampaikan maksudnya untuk melamar salah satu dari puteri raja tersebut. Raja yang mendengar ungkapan Joko Kendil pun terkejut, akan tetapi dengan bijaksana sang raja menanyakan jawaban dari lamaran Joko Kendil pada ketiga puterinya. Dewi Kantil, Dewi Mawar dan Dewi Melati pun memberikan jawaban yang berbeda-beda. Dewi Kantil secara terang-terangan menolak Joko Kendil dan bahkan menyatakan bahwa ia tidak sudi menikah dengan Joko Kendil karena bentuk tubuhnya serta latar belakangnya yaitu anak desa yang hidup miskin. Kemudian Dewi Mawar menjawab lamaran Joko Kendil dengan nada angkuh, bahwa ia ingin menikah dengan seorang putra mahkota dengan paras rupawan. Lalu ketika pandangan raja berpaling pad Dewi Melati, puteri raja yang ketiga ini mengatakan bahwa ia bersedia menerima lamaran dari Joko Kendil dengan sepenuh hati. Mendengar jawaban Dewi Melati yang cukup mengagetkan, raja pun terdiam sejenak. Raja yang bijaksana kemudian memenuhi janjinya dan ia memberikan restu pada permintaan Dewi Melati. Kabar bahagia ini kemudian disampaikan pada ibu Joko Kendil. Akhirnya Dewi Melati dan Joko Kendil melangsungkan pernikahan yang meriah dan mewah dan mereka dapat hidup dengan bahagia. Namun sayangnya, kebahagiaan tersebut terganggu oleh ejekan serta cemooh yang dilontarkan oleh kedua kakak Dewi Melati pada Joko Kendil. Seluruh ejekan tersebut pun diterima oleh Dewi Melati dengan segala sikap sabarnya. Pada suatu hari, sang raja yang bijaksana mengadakan lomba ketangkasan, akan tetapi Joko Kendil tidak mengikuti perlombaan tersebut dikarenakan ia jatuh sakit. Karena absennya Joko Kendil, Dewi Melati pun harus duduk sendirian. Sedangkan para penonton yang melihat lomba tersebut fokus pada kehadiran para pangeran yang datang dari luar negeri dengan keahlian dan ketangkasannya masing-masing. Ketika para penonton sedang fokus menyaksikan para pangeran, lalu tiba-tiba datanglah seorang pangeran dengan paras tampah dengan gagah perkasa memasuki arena dan membuat penonton terpana. Pangeran tersebut mengenakan pakaian kerajaan gemerlap dengan menunggang kuda yang gagah dan perkasa. Dewi Kantil dan Dewi Mawar yang melihat sosok pangeran tersebut pun langsung terpesona, kedua putri raja tersebut mulai berusaha menarik perhatian sang kesatria. Dengan lirikan matanya ke arah Dewi Melati, Dewi Kantil dan Dewi Mawar pun langsung mengejek sang adik yang terlihat duduk sendiri tanpa didampingi sang suami, Joko Kendil. Dikarenakan Dewi Melati tidak tahan dengan perkataan jahat dan ejekan dari kedua kakanya, Dewi Melati kemudian memutuskan untuk meninggalkan arena perlombaan dan pergi menuju kamarnya. Sang Dewi Melati kemudian menghancurkan sebuah kendil yang ada di kamarnya sebab ia merasa selalu mendapatkan hinaan karena kendil tersebut. Setelah kendil tersebut hancur, lalu muncullah sosok ksatria tampan yang memiliki paras dan tubuh persis seperti kesatria yang ada di arena perlombaan. Dewi Melati yang melihat sosok pangeran tersebut pun kaget, ia kemudian menanyakan siapa dan keberadaan dari sang kesatria tampan tersebut. Rupanya, kesatria tampan tersebut adalah Joko Kendil dengan tubuh berbentuk kendil dan mungil. Karena kehendak para dewa, tubuhnya yang seperti kendil akan kembali seperti semula apabila ia menemukan seorang puteri raja yang tulus serta bersedia menikah dengan dirinya. Lalu, Dewi Melati pun merasa takjub mendengar kisah dari suaminya dan langsung bergegas memeluk suaminya. Sementara itu, Dewi Kantil dan Dewi Mawar akhirnya merasa malu dan iri atas keberuntungan yang didapatkan oleh sang adik. Dari cerita rakyat tentang Joko Kendil tersebut, apa makna dan pesan moral yang dapat diperoleh pembaca? Pesan dan maknanya adalah jangan melihat seseorang hanya dari penampilan luarnya saja, sebab orang yang memiliki rupa baik belum tentu memiliki perilaku dan hati yang baik pula, begitu pula sebaliknya seseorang yang memiliki rupa buruk belum tentu memiliki sifat buruk juga. Pesan moral lainnya adalah jangan meremehkan seseorang karena orang tersebut memiliki penampilan yang buruk atau tidak sesuai dengan standar kecantikan yang ada di masyarakat, sebab standar tersebut tidak menjadi standar kebaikan dan isi hati seseorang. Sosok Viral Musafir Bernama Joko Kendil Sumber Nama Joko Kendil sempat viral karena fenomena munculnya seorang laki-laki musafir yang dijuluki dengan nama Joko Kendil. Media sosial diramaikan dengan sosok laki-laki yang berjalan kaki dengan pakaian hitam, menggunakan caping kayu serta membawa sebuah tongkat seperti seorang pesilat yang sedang berkelana. Bahkan, video viral tentang Joko Kendil ini tidak hanya muncul sekali dua kali saja, akan tetapi ada beberapa video viral dengan narasi serupa yang menceritakan tentang musafir Joko Kendil. Setiap kali video tersebut diunggah, Joko Kendil terlihat mendapatkan sambutan hangat dari warga kota atau desa yang ia lewati. Di beberapa video viral, disebutkan bahwa Joko Kendil ini tidak hanya jalan, tetapi juga menunggangi seekor harimau atau macan putih dan rumor tersebutlah yang membuat Joko Kendil terlihat seperti berjalan dengan cepat dan tidak merasa lelah. Joko Kendil tidak hanya mendapatkan sambutan dari warga saja, tetapi beberapa polisi juga terlihat ikut menyambut dirinya dengan memberikan tumpangan pada mobil Patwal dan bahkan memberi jamuan seperti minuman dan makanan. Fenomena tentang Joko Kendil ini kemudian dijelaskan oleh seorang Sosiolog dari Universitas Negeri Sebelas Maret UNS yaitu Drajat Tri Kartono. Dikutip dari fenomena terkenalnya Joko Kendil di media sosial disebut sebagai social fiction. Drajat menjelaskan bahwa Joko Kendil sebenarnya adalah orang biasa yang kemudian menjadi tokoh karena dibentuk oleh media sosial, meskipun netizen belum mengetahui asal usul orang tersebut. Ada pula beberapa rumor yang tidak dapat dibuktikan seperti Joko Kendil menunggangi macan putih dan bahkan berkeliling dunia dengan berjalan kaki. Meskipun begitu, Drajat menilai kemunculan dari Joko Kendil cukup menarik karena berupa social fiction yaitu cerita fiksi yang diterima secara sosial dan menyebar dengan cepat di sosial media. Kondisi dari social fiction tersebut kemudian diikuti dengan bandwagon effect yaitu fenomena atau suatu tindakan yang dilakukan oleh khalayak dikarenakan tren atau mengikuti orang lain, terlepas dari keyakinan orang tersebut. Dikutip dari Drajat menilai bahwa fenomena Joko Kendil sebenarnya sudah cukup biasa di Indonesia. Drajat juga menjelaskan mengapa masyarakat tidak sungkan dan bahkan terlihat gembira ketika menyambut kedatangan Joko Kendil. Sikap masyarakat ini memperlihatkan bahwa sebenarnya masyarakat sedang mengalami suatu kejenuhan atau krisis dari figur tulus yang mampu tampil apa adanya, tanpa membawa suatu embel-embel kekuasaan atau kepentingan dari pihak tertentu. Namun ada pula sentimen atau respons negatif yang diberikan oleh warganet ketika melihat video Joko Kendil. Beberapa warganet menyebutkan bahwa fenomena tersebut adalah suatu irasionalitas. Sehingga mereka membuat video parodi yang menirukan gaya berjalan dari Joko Kendil. Fakta-Fakta Tentang Joko Kendil, Sosok Viral di Media Sosial Sumber Bingkai Nasional Berikut beberapa fakta seputar sosok Joko Kendil yang viral di media sosial. 1. Keluarga tak tahu anaknya memiliki julukan Joko Kendil Joko Kendil adalah seorang laki-laki yang tinggal di Dusun Ngramut, Menduran, Brati Kabupaten Grobogan. Joko Kendil sebenarnya dikenal dengan nama Mbah kusnan dan keluarganya mengaku bahwa mereka tak mengetahui bahwa Mbah Kusnan mendapatkan julukan Joko Kendil. Menurut pengakuan dari orang sekitar, Mbah Kusnan telah memiliki istri serta anak. 2. Pergi dari rumah selama 2 tahun lamanya Joko Kendil adalah seorang musafir yang pergi dari rumahnya selama 2 tahun lamanya. Pada mulanya, ia berpamitan dengan sang ayah yang bernama Slamet untuk mencari kerja. Sejak pamit tersebut, sang keluarga tidak mengetahui kabar dari Joko Kendil. Keluarga baru melihat Kusna setelah ia viral dan videonya tersebar di media sosial TikTok dengan nama julukan Joko Kendil. Ketika diwawancarai, sang ayah yaitu Slamet mengaku tidak tahu bahwa anaknya diberi julukan Joko Kendil dan senang dapat mengetahui kabar sang anak masih hidup dengan baik. 3. Mengenakan pakaian serba hitam dan mengaku menunggangi macam putih Ketika viral di media sosial, Joko Kendil memiliki penampilan yang cukup khas yaitu berjalan tanpa menggunakan alas kaki dan mengenakan pakaian serba hitam. Joko Kendil juga terlihat mengalungkan tasbih di lehernya serta mengenakan caping. Caping tersebut terbuat dari bambu dengan warna hijau. Selain itu, Joko Kendil juga terlihat membawa sebuah tongkat selama melakukan perjalanan jauh. Joko Kendil mengaku bahwa ia akan pergi ke Gunung Muria dan akan berhenti berjalan di tahun 2025. Joko Kendil juga mengaku bahwa ia menunggangi seekor macan putih yang ia dapatkan dari gurunya selama perjalanannya tersebut. 4. Tidak membawa uang Sebagai seorang musafir yang menempuh perjalanan jauh, Joko Kendil rupanya tidak membawa uang saku sepeser pun. Ia memenuhi kebutuhan primernya seperti minum dan makan dari pemberian orang di sekitarnya. Bahkan tak jarang ia juga menerima pemberian uang dari masyarakat sekitar. Akan tetapi, uang yang ia terima tidak ia gunakan dan ia beri pada orang lain yang menurut Joko Kendil sedang mengalami kesusahan. 5. Disebut ODGJ Fenomena Joko Kendil ini juga memicu pro dan kontra. Beberapa menganggap bahwa Joko Kendil adalah ODGJ akan tetapi beberapa berpendapat sebaliknya. Sementara sang ayah mengaku bahwa Joko Kendil tidak gila, hanya saja ia tidak pernah bersekolah. Keluarga juga berharap agar masyarakat berhenti memanggil atau bahkan menyebut Kusnan sebagai orang ODGJ dan berharap agar Kusnan segera pulang ke rumah. Itulah penjelasan tentang siapa itu Joko Kendil dan fenomena viralnya seorang musafir dengan julukan Joko Kendil. Grameds bisa membaca cerita rakyat lainnya dengan membaca buku yang tersedia di Karena Gramedia adalah SahabatTanpaBatas yang menyediakan berbagai macam buku berkualitas dan original. Membaca banyak buku dan artikel tidak akan pernah merugikan kalian, karena Grameds akan mendapatkan informasi dan pengetahuan LebihDenganMembaca. Penulis Khansa Rujukan ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Solo - Jawa Tengah memiliki beragam cerita rakyat. Salah satunya adalah kisah mengenai Joko Bahasa Jawa, Joko berarti perjaka atau pemuda dan kendil adalah alat penanak nasi atau semacam periuk. Tokoh dalam cerita ini mendapatkan nama ini lantaran wajah dan bentuk tubuhnya yang terlihat jelek dan tidak sebenarnya, Joko Kendil merupakan anak seorang raja yang sangat rupawan. Rupanya, dia terkena sihir sejak masih berada di dalam kandungan. Seperti apa ceritanya? Buku berjudul Cerita Provinsi Jawa Tengah; Joko Kendil dari penerbit KYTA menuliskan cerita rakyat yang sudah turun temurun itu. Dikutip dari buku tersebut, pada suatu ketika ada seorang raja bernama Asmawikana yang berkuasa di suatu daerah di Jawa Asmawikana memiliki satu permaisuri dan seorang selir. Namun, selir yang pendengki itu memiliki banyak sifat jahat. Dia tidak rela jika kerajaan itu nantinya diwariskan kepada anak permaisuri. Dia menginginkan agar kekuasaan kerajaan nantinya diturunkan ke itu, dia selalu berusaha agar permaisuri tidak punya anak. Setiap permaisuri hamil, dia mencampurkan racun ke makanannya sehingga permaisuri raja akhirnya merasa curiga. Saat permaisuri kembali hamil, dia menjaganya dengan sangat ketat. Hanya orang kepercayaan yang boleh mendekat dan memberikan itu membuat selir menjadi gelap mata. Dia lantas menemui penyihir dan meminta agar bayi dalam kandungan permaisuri itu itu membuat semua pihak terkejut saat permaisuri melahirkan. Bayinya berparas jelek dan memiliki kepada dengan bentuk mirip kendil atau panci. Meski demikian dia tetap merawat bayinya dengan penuh kasih Raja Asmawikana yang merasa sedih lantas menemui seorang peramal. Dia akhirnya mendapat informasi bahwa bayi itu terkena sihir jahat. Untuk melepaskan sihir itu, bayi tersebut harus dirawat oleh seorang janda yang tinggal di tepi sungai di perbatasan kata peramal tersebut, pengaruh sihir itu akan lenyap dan putranya akan menjadi orang yang tampan. Setelah berdiskusi dengan permaisuri, saran peramal itu akhirnya tempat yang lain, seorang janda bernama Mbok Rondho bermimpi aneh. Perempuan miskin itu bermimpi kejatuhan bulan di siang hari. Saat ke pasar, Mbok Rondho bertemu seorang peramal yang mengatakan bahwa perempuan itu akan mendapatkan seorang rasa kurang percaya, Mbok Rondho lantas memilih pulang. Setibanya di rumah ternyata sudah ada beberapa tamu utusan raja. Ternyata raja ingin menitipkan anaknya ke Mbok Rondho. Meski bayi itu wajahnya aneh, Mbok Rondho menerimanya dengan senang Rondho merawat Joko Kendil dengan penuh kasih sayang hingga bayi itu akhirnya beranjak dewasa. Joko Kendil yang rajin membuat warga di sekitar rumah Mbok Rondho juga hari, desanya mendapat kunjungan dari seorang raja dari negeri seberang. Raja itu membawa tiga putrinya. Saat melihat salah satu putri, Joko Kendil langsung merasa jatuh cinta. Dia meminta Mbok Rondho untuk meminang gadis Joko Kendil membuat Mbok Rondho bingung. Dia lantas menemui Raja Asmawikana untuk meminta izin ke negeri seberang, meminang seorang putri untuk Joko Kendil. Raja pun setuju dan memerintahkan pengawalnya menemani Mbok Rondho dengan membawa keperluan yang Mbok Rondho, Joko Kendil dan pengawal lantas berangkat ke negeri pinangan itu diterima? Baca halaman selanjutnya
- Daerah Jawa Tengah memiliki beragama cerita rakyat. Salah satunya adalah Joko Kendil yang merupakan cerita rakyat Jawa ini menceritakan tentang seorang pemuda yang memiliki bentuk tubuh seperti kendil karena kehendak dewa. Berikut ini cerita rakyat Jawa Tengah, Joko Kendil Joko Kendil Bertubuh Kendil Pada dahulu kala di wilayah terpencil di Jawa Tengah, ada seorang janda miskin. Ia memiliki anak laki-laki yang bentuknya mirip periuk untuk menanak nasi. Di Jawa Tengah, periuk yang digunakan untuk menanak nasik disebut kendil. Karena, anak laki-laki itu mirip dengan kendil, maka ia dikenal dengan nama Joko Kendil. Walaupun anaknya seperti kendil, tapi sang ibu tidak merasa malu maupun menyesal. Sebaliknya, ia bahkan menyayangi dengan tulus. Saat masih kecil, Joko Kendil seperti anak-anak seusianya, ia seorang jenaka dan disenangi teman-temannya. Suatu hari ada pesta perkawinan di dekat desanya, diam-diam Joko Kendil menyelinap ke dapur. Seorang ibu memuji keindahan kendil yang dapat menjadi tempat kue dan buah-buahan. Ia tidak tahu bahwa kendil yang dimaksud adalah manusia. Setelah terisi penuh, kendil yang tidak lain Joko Kendil secara perlahan menggelinding keluar. Baca juga Legenda Danau Kelimutu, Cerita Adanya Tiga Warna Air Danau Melihat kejadian itu, orang-orang yang melihat berteriak ajaib!. Lantas, mereka berebutan untuk memiliki kendil ajaib itu. Joko Kendil semakin cepat menggelinding dan pulang ke rumah. Setibanya di rumah, Joko Kendil langsung menemui ibunya. Ibunya heran karena Joko Kendil membawa kue yang sangat banyak. Lalu, Joko Kendil menceritakan kejadian yang baru dialaminya. Semua kue yang dibawa pulang bukan hasil mencuri melainkan pemberian ibu-ibu dalam pesta perkawinan. Karena, kendil yang indah itu lebih tepat digunakan untuk menyimpan kue ketimbang untuk menanak nasi. Joko Kendil Melamar Puteri Raja Tahun demi tahun, Joko Kendil tumbuh semakin dewasa. Tapi, tubuhnya tidak berubah, ia tetap seperti kendil. Suatu hari, Joko Kendil mengutarakan keinginannya menikah pada ibuya. Ibunya bingung, siapa yang mau menikah dengan anak berbentuk kendil. Ibunya semakin dibuat bingung, karena Joko Kendil hanya mau menikah dengan puteri raja. Ibu Joko Kendil menasehati anak laki-lakinya bahwa mereka orang miskin terlebih dengan bentuk tubuh kendil yang dimiliki Joko Kendil. Namun, Joko Kendil tetap mendesak untuk dilamarkan dengan puteri raja. Akhirnya pada hari yang ditentukan, Joko Kendil dan ibunya menghadap raja. Baca juga Legenda Batu Bagga, Kisah Anak Durhaka dan Perahunya yang Dikutuk Menjadi Batu Raja memiliki tiga orang puteri yang cantik jelita. Dengan hati-hati, ibu Joko Kendil menyampaikan maksudnya untuk melamar salah satu puteri sangat terkejut, tapi dengan bijaksana ia menanyakan jawaban kepada ketiga puterinya. Berbagai macam jawaban yang diberikan puterinya, yaitu Dewi Kantil, Dewi Mawar, dan Dewi Melati. Dewi Kantil menyatakan tidak sudi menikah dengan Joko Kendil sebagai anak desa yang miskin. Dengan nada sombong, Dewi Mawar mengatakan ingin menikah dengan putera mahkota yang tampan. Saat pandangan raja berpaling pada Dewi Melati, puteri raja ini meminta menerima lamaran Joko Kendil dengan sepenuh hati. Mendengar jawaban Dewi Melati yang mengagetkan, raja diam sejenak. Tapi, raja yang bijaksana memenuhi janjinya dan meresui permintaan Dewi Melati. Kabar ini lalu disampaikan pada ibu Joko Kendil. Akhirnya perkawinan Dewi Melati dan Joko Kendil berlangsung meriah. Mereka pun hidup bahagia. Namun kebahagian itu terganggung dengan ejekan dan cemooh kedua kakaknya. Semua ejekan itu diterima dengan penuh kesabaran oleh Dewi Melati. Baca juga Legenda Batu Ampar, Wilayah yang Terbentuk dari Kekuatan Lemparan Si Badang Suatu hari raja mengadakan lomba ketangkasan, namun Joko Kedil tidak terlihat dalam perlombaan itu karena sakit. Dewi Melati duduk sendirian. Sementara, penonton membahana melihat para pangeran dari berbagai negeri yang memperlihatkan keahliannya. Joko Kendil Menjadi Kesatria Tiba-tiba, penonton terpesona oleh seorang pangeran tampan yang gagah perkasa memasuki arena. Ia memakai pakaian kerajaan gemerlap dan menunggang kuda yang gagah perkasa. Dewi Kantil dan Dewi mawar langsung terpesona dan berusaha menarik perhatian kesatria. Dengan lirikan matanya ke arah Dewi Melati, keduanya tampak mengejek adiknya yang duduk sendirian. Karena tidak tahan ejekan kakaknya, Dewi Melati meninggalkan arena dan menuju kamarnya. Kemudian, ia menghancurkan kendil yang ada di kamarnya karena merasa ia selalu mendapat hinaan dengan adanya kendil tersebut. Setelah kendil hancur, muncul kesatria tampan persis seperti di arena perlombaan. Dewi Melati kaget dan menanyakan keberadaan kesatria tampan itu. Ternyata kesataria tampan adalah Joko Kendil, yang tubuhnya berbentuk kendil atas kehendak dewa. Baca juga Legenda Komodo di Labuan Bajo Tubuhnya akan kembali seperti semula, jika ada puteri raja yang tulus bersedia menikahinya. Dewi Melati takjub mendengar cerita suaminya dan langsung memeluknya. Sementara, Dewi Kantil dan Dewi Mawar merasa malu dan iri atas keberuntungan adiknya. Sumber Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
- Jawa Tengah memiliki legenda tersendiri tentang seorang rakyat jelata yang menikahi putri raja. Nama rakyat jelata tersebut adalah Joko Kendil. Joko Kendil memiliki tubuh seperti kendil dan berhasil menikahi putri raja. Setelah itu, ia mengejutkan kerajaan dan rakyat lain dengan apa yang terjadi padanya. Berikuk kisah lengkap dari cerita rakyat asal Jawa Tengah. Baca juga Identitas Asli Terungkap, Ini Nama Asli Joko Kendil, Musafir Viral di TikTok Ngaku Naik Macan Putih Legenda tentang Joko Kendil cerita rakyat yang berasal dari Jawa Tengah. Pada zaman dahulu kala, di suatu desa terpencil di Jawa Tengah ada seorang janda miskin. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang bentuknya menyerupai periuk untuk menanak nasi. Inilah dongeng Joko Kendil cerita rakyat yang berasal dari Jawa Tengah. YouTube Di Jawa Tengah, periuk untuk menanak nasi itu disebut kendil. Karena anak laki-laki itu menyerupai kendil maka Ia dikenal dengan nama Joko Kendil. Meskipun anaknya seperti kendil, namun sang ibu tidak merasa malu maupun menyesali, bahkan sebaliknya Ia sangat menyayanginya dengan tulus. Ketika masih kecil, Joko Kendil seperti anak-anak seusianya. Ia sangat jenaka sehingga disenangi teman-temannya. Pada suatu hari ada pesta perkawinan di dekat desanya. Diam-diam Joko Kendil menyelinap ke dapur. “Aduh, ada kendil bagus sekali. Lebih baik untuk tempat kue dan buah-buahan,” kata seorang ibu sambil memasukkan bermacam-macam kue dan buah ke dalam kendil itu. Baca juga Usia Puluhan Tahun dan Punya Interior Bintang 5 pada Zamannya, Ini Sejarah Kereta Mewah Djoko Kendil Ia tidak tahu bahwa kendil itu sebenarnya adalah manusia.
Banyak sekali dongeng dari Jawa Tengah yang telah kakak terbitkan. Salah satu yang menarik dan akan kakak posting hari ini adalah cerita rakyat Joko Kendil. Dongeng Joko Kendil memerikan kita banyak pelajaran berharga. Yuk kita ikuti bersama sampai selesai. Pada zaman dahulu kala, di suatu desa terpencil di Jawa Tengah ada seorang janda miskin. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang bentuknya menyerupai periuk untuk menanak nasi. Di Jawa Tengah, periuk untuk menanak nasi itu disebut kendil. Karena anak laki-laki itu menyerupai kendil maka Ia dikenal dengan nama Joko Kendil. Meskipun anaknya seperti kendil, namun sang ibu tidak merasa malu maupun menyesali, bahkan sebaliknya Ia sangat menyayanginya dengan tulus. Ketika masih kecil, Joko Kendil seperti anak-anak seusianya. Ia sangat jenaka sehingga disenangi teman-temannya. Pada suatu hari ada pesta perkawinan di dekat desanya. Diam-diam Joko Kendil menyelinap ke dapur. “Aduh, ada kendil bagus sekali. Lebih baik untuk tempat kue dan buah-buahan,” kata seorang ibu sambil memasukkan bermacam-macam kue dan buah ke dalam kendil itu. Ia tidak tahu bahwa kendil itu sebenarnya adalah manusia. Setelah terisi penuh, Joko Kendil perlahan-lahan menggelinding keluar. “Kendil ajaib! Kendil ajaib! Teriak orang-orang yang melihat kejadian itu. Mereka berebutan memiliki kendil ajaib itu. Joko Kendil pun semakin cepat menggelinding pulang ke rumah. Setibanya di rumah, Joko Kendil Iangsung menemui ibunya. “Dari mana kau mendapat kue dan buah-buahan sebanyak ini?” tanya ibunya penuh keheranan. Joko Kendil dengan jujur menceritakan apa yang dialaminya. Semuanya itu bukan hasil curian melainkan pemberian ibu-ibu di dapur suatu pesta perkawinan. Menurut mereka kendil yang indah itu Iebih tepat untuk menyimpan kue dan buah-buahan daripada digunakan untuk menanak nasi. Tahun demi tahun Joko Kendil bertambah umur dan semakin dewasa. Namun tubuhnya tidak berubah, tetap seperti kendil. Pada suatu hari Joko Kendil menyampaikan keinginannya untuk segera menikah. Tentu saja ibunya bingung, siapa yang mau menikah dengan anaknya yang berbentuk kendil. Ibunya semakin bingung lagi ketika Joko Kendil menyatakan hanya mau menikah dengan puteri raja. “Apa keinginanmu tidak keliru, anakku? Engkau anak orang miskin, bentuk tubuhmu seperti kendil. Mana mungkin puteri raja mau menikah denganmu?” kata ibunya. Tapi Joko Kendil tetap mendesak untuk segera melamarkan puteri raja untuknya. Akhirnya pada hari yang ditentukan Joko Kendil dan ibunya menghadap raja. Sang raja mempunyai tiga orang puteri yang cantik jelita. Ibu Joko Kendil dengah hati-hati menyampaikan bahwa maksud kedatangannya adalah untuk melamar salah seorang puteri raja. Sang raja sangat terkejut tetapi dengan bijaksana Ia menanyakan jawabannya kepada ketiga puterinya itu. “Puteriku, Dewi Kantil, Dewi Mawar, dan Dewi Melati, adakah di antara kalian yang bersedia menerima lamaran Joko Kendil?” “Ayahanda, saya tidak sudi menikah dengan anak desa yang miskin itu,” jawab Dewi Kantil ketus. “Saya pun tidak mau menikah dengan makhluk aneh itu. Saya hanya mau menikah dengan putera mahkota yang tampan dan kaya raya,” jawab Dewi Mawar dengan nada sombong. Sang raja pun mengalihkan pandangannya kepada Dewi Melati. “Ayahanda, mohon restui saya. Lamarannya saya terima dengan sepenuh hati,” jawab Dewi Melati. Mendengar jawaban Dewi Melati mengagetkan itu, sang raja pun sejenak. Ia tidak mengerti apa yang mendorong Dewi Melati bersedia menjadi istri Joko Kendil. Namun sebagai raja yang bijaksana Ia harus menepati janjinya. Cerita Rakyat Joko Kendil – Dongeng Jawa Tengah “Aku merestuimu, anakku,” kata raja. Keputusan Dewi Melati ini Iangsung disampaikan kepada ibu Joko Kendil. Akhirnya perkawinan Dewi Melati dan Joko Kendil pun dilangsungkan dengan meriah. Mendengar jawaban Dewi Melati yang mengagetkan itu, sang raja pun tertegun sejenak. Ia tidak mengerti apa yang mendorong Dewi Melati bersedia menjadi istri Joko Kendil. Namun sebagai raja yang bijaksana Ia harus menepatijanjinya. “Aku merestuimu, anakku,” kata raja. Keputusan Dewi Melati ini langsung disampaikan kepada ibu Joko Kendil. Akhirnya perkawinan Dewi Melati dan Joko Kendil pun dilangsungkan dengan meriah. Joko Kendil pun resmi menjadi suami Dewi Melati dan mereka hidup berbahagia. Namun kebahagiaannya selalu terganggu dengan ejekan dan cemoohan kedua kakaknya. “Lihat, suami Dewi Melati jalannya menggelinding seperti bola,” kata Dewi Kantil yang sengaja bicara dengan keras agar terdengar oleh adiknya. “Wajahnya jelek, tubuhnya aneh, Iebih tepat untuk tempat buang sampah saja,” sambung Dewi Mawar. Semua ejekan itu diterima dengan tabah dan penuh kesabaran oleh Dewi Melati. Pada suatu hari, raja mengadakan perlombaan ketangkasan dan keterampilan menggunakan senjata sambil berkuda. Seluruh keluarga kerajaan menyaksikan lomba itu. Akan tetapi Joko Kendil tidak terlihat di arena perlombaan karena sakit. Dewi Melati pun duduk sendirian. “Hore! Hore!” teriak para penonton membahana saat melihat para panglima dan pangeran dari berbagai negeri memperlihatkan keahliannya. Di tengah-tengah kemeriahan lomba ketangkasan, tiba-tiba penonton terpesona melihat kedatangan seorang ksatria tampan dan gagah perkasa yang sedang memasuki arena. Ia mengenakan pakaian kerajaan yang gemerlapan dan naik kuda tunggangan yang gagah perkasa pula. Dewi Kantil dan Dewi Mawar Iangsung terpesona hatinya dan berusaha menarik perhatian pangeran itu. Mata mereka melirik Dewi Melati yang duduk termangu sendirian. Dongeng dari Jawa Tengah – Cerita Rakyat Joko Kendil “Hanya kita yang pantas bersanding dengan Pangeran tampan itu. Lihat, adik kita sedang termenung memikirkan kendil pujaannya,” ejek Dewi Mawar sambil mencibir ke arah Dewi Melati. Karena tak tahan menerima ejekan kedua kakaknya maka Dewi Melati pun meninggalkan arena perlombaan dan lari kekamarnya. Ketika masuk kamar, Dewi Melati tidak melihat suaminya yang terbaring sakit, melainkan hanya melihat sebuah kendil yang kosong. “Kendil ini yang membuatku selalu dihina sehingga membuatku sedih. Lebih baik kuhancurkan saja!” teriak Dewi Melati sambil menghempaskan kendil itu ke Iantai sampai hancur berkeping-keping. Seketika itu juga tiba-tiba di hadapannya muncul seorang ksatria yang sangat tampan dan gagah perkasa persis pangeran berkuda yang mempesona di arena lomba. “Siapa kamu, mengapa ada di kamarku?” tanya Dewi Melati terkejut. “Akulah Joko Kendil suamimu,” ucap sang Pangeran. Sang Pangeran pun menceritakan bahwa tubuhnya yang berbentuk kendil itu adalah kehendak Dewata. Tubuhnya akan kembali seperti semula apabila ada seorang puteri raja yang tulus bersedia menikah dengannya. Dewi Melati begitu takjub mendengar cerita itu dan Iangsung memeluk suaminya dengan bahagia. Kejadian itu membuat Dewi Kantil dan Dewi Mawar malu sekaligus iri atas keberuntungan adiknya. Pesan moral dari Cerita Rakyat Joko Kendil – Dongeng Jawa Tengah adalah Kita tidak boleh menghina orang yang nasibnya kurang beruntung. Seharusnya kita menolongnya dengan tulus dan ikhlas. Kita harus menghargai sesama tanpa berprasangka buruk. Temukan Cerita Rakyat Jawa Tengah terbaik lainnya pada artikel kami berikut ini Cerita Dongeng Anak Ande-Ande Lumut
cerita joko kendil dalam bahasa jawa